Oleh
Yudhie
Minggu, 12 Juni 2016
Bagikan :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tawuran yang terjadi belakangan ini terus menyisakan perih dan tanda tanya besar bagi negeri ini, kenapa tawuran harus terjadi lagi dan lagi, seakan tak ada yang peduli untuk berpartisipasi menyelesaikan masalah lama yang kini menghangat kembali untuk dibahas karena telah terlalu banyak meminta korban. Menarik memang jika dikaji lebih mendalam, mengingat banyaknya pihak yang harus berperan aktif sebagai kontrol sosial agar masalah lama ini tidak berulang lagi. Peran keluarga, sekolah, pihak berwenang dan yang terpenting adalah peran aktif masyarakat yang berada diarea dimana tawuran itu terjadi akan berpengaruh besar terhadap aksi anarkis tersebut kedepannya.
Makin maraknya geng-geng yang dibentuk, membuat tawuran juga semakin marak terjadi, karena pada dasarnya masalah pelajar sebagai generasi muda pada umumnya ditandai oleh keinginan untuk melawan dan bersikap apatis. Perilaku anarki yang kerap kali dipertontonkan ditengah-tengah masyarakat. Mereka sudah tidak peduli lagi jika perbuatan yang mereka lakukan tersebut sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya mereka merasa bangga jika ditakuti oleh orang-orang atau lawan disekitarnya. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagi sebuah tantangan.
Jika menilik duduk perkara mengenai tawuran yang melibatkan pelajar, termasuk juga tawuran yang baru-baru ini terjadi seperti tawuran antara SMAN 70 dan SMAN 6 Jakarta yang menewaskan seorang pelajar, seolah-olah mengindikasikan bahwa tawuran menjadi pemecah solusi yang sangat efektif dari setiap permasalahan yang mereka hadapi. Lalu pertanyaannya, apakah harus demikian? Segala fenomena yang ada di alam ini sebenarnya bisa dicegah agar tidak terjadi, walaupun terjadi setidaknya kemungkinan yang ditimbulkan bisa diminimalisir.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan muncul permasalahan yang perlu dikaji kembali untuk mencari solusi terbaik yang terumuskan kedalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
· Dimana kontrol sosial pelajar yang timpang, sehingga tawuran masih marak terjadi?
C. Tujuan
· Menganalisis penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
· Menemukan solusi terbaik untuk mencegah dan menyelesaikan terjadinya tawuran antar pelajar agar tidak terulang kembali
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Tawuran berasal dari kata “tawur” yang berarti perkelahian ramai-ramai/perkelahian massal. Sedangkan “pelajar” adalah anak sekolah/anak didik/murid/siswa. Jadi tawuran antar pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh anak sekolah/anak didik/murid/siswa secara ramai-ramai/massal.
Secara psikologis perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu kenakalan remaja (junevile deliquency). Kenakalan remaja dalam hal perkelahian dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu delikuensi situasional dan delikuensi sistematik.
1. Delikuensi situasional adalah perkelahian yang terjadi karena situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan ini biasanya dilakukan karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat, sedangkan
2. Delikuensi sistematik adalah perkelahian yang trerjadi karena keterlibatan remaja tersebut dalam suatu kelompok, organisasi atau geng dimana didalamnya terdapat peraturan, norma dan kebiasaan yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya. Sehingga akan menumbuhkan kebanggan saat anggota tersebut bisa melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya, tidak terkecuali seperti berkelahi.
Jika tawuran memang sudah tidak terelakkan, setidaknya tawuran bisa dicegah atau dihentikan oleh peran kontrol sosial yang ada diantara pelajar tersebut, seperti keluarga, sekolah, pihak berwenang dan masyarakat karena tidak mungkin tawuran berlangsung tanpa adanya proses. Namun kesemua kontrol sosial tersebut tidak bisa bersinergi secara bersamaan, karena terbatasnya daya pantau area kontrol sosial tersebut. Lalu siapakah kontrol sosial yang paling berperan saat tawuran terjadi? Jawabannya jelas, terletak pada masyarakat yang berada disekitar areal tawuran tersebut.
Menurut Charles P. Loomis, masyarakat sebagai suatu sistem sosial harus terdiri atas sembilan unsur berikut ini,
1) Kepercayaan dan Pengetahuan
Unsur ini merupakan unsur yang paling penting dalam sistem sosial, karena perilaku anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang kebenaran, sistem religi, dan cara- cara penyembahan kepada sang pencipta alam semesta.
2) Perasaan
Unsur ini merupakan keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya, termasuk di dalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk melalui hubungan yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang sampai pada tingkat tertentu harus dikuasai agar tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
3) Tujuan
Manusia sebagai makhluk sosial dalam setiap tindakannya mempunyai tujuan- tujuan yang hendak dicapai. Tujuan adalah hasil akhir atas suatu tindakan dan perilaku seseorang yang harus dicapai, baik melalui perubahan maupun dengan cara mempertahankan keadaan yang sudah ada.
4) Kedudukan (Status) dan Peran ( Role )
Kedudukan (status) adalah posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak, serta kewajibannya. Kedudukan menentukan peran atau apa yang harus diperbuatnya bagi masyarakat sesuai dengan status yang dimilikinya. Jadi peran ( role ) merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sehubungan dengan status yang melekat padanya. Contohnya seorang guru (status) mempunyai peranan untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan atau menyampaikan materi pelajaran kepada siswa- siswanya.
5) Kaidah atau Norma
Norma adalah pedoman tentang perilaku yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat atau biasa disebut dengan peraturan sosial. Norma sosial merupakan patokan-patokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan dalam situasi- situasi tertentu dan merupakan unsur paling penting untuk meramalkan tindakan manusia dalam sistem sosial. Norma sosial dipelajari dan dikembangkan melalui sosialisasi, sehingga menjadi pranata- pranata sosial yang menyusun sistem itu sendiri.
6) Tingkat atau Pangkat
Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Seseorang dengan pangkat tertentu berarti mempunyai proporsi hak-hak dan kewajiban- kewajiban tertentu pula. Pangkat diperoleh setelah melalui penilaian terhadap perilaku seseorang yang menyangkut pendidikan, pengalaman, keahlian, pengabdian, kesungguhan, dan ketulusan perbuatan yang dilakukannya.
7) Kekuasaan
Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak- pihak lain. Apabila seseorang diakui oleh masyarakat sekitarnya, maka itulah yang disebut dengan kekuasaan.
8) Sanksi
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan atau balasan yang diberikan kepada seseorang atas perilakunya. Sanksi dapat berupa hadiah ( reward ) dan dapat pula berupa hukuman ( punishment ). Sanksi diberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku anggotanya agar sesuai dengan norma- norma yang berlaku.
9) Fasilitas (Sarana)
Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan, metode, dan benda- benda yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem sosial itu sendiri. Dengan demikian fasilitas di sini sama dengan sumber daya material atau kebendaan maupun sumber daya imaterial yang berupa ide atau gagasan.
Dari kesembilan unsur tersebut, jelaslah bila sebenarnya peran masyarakat dalam sistem sosial begitu berpengaruh, begitupun peran masyarakat sebagai kontrol sosial dikehidupan sehari-hari, khususnya bagi para pelajar sudah lebih dari cukup. Tapi sayangnya masyarakat cenderung untuk lebih berdiam diri dan membiarkan tawuran antar pelajar terjadi berulang kali.
[KODE MAKALAH 87]
PASSWORD MAKALAH
Tag :
Makalah Sosiologi
0 Komentar untuk "Makalah Sosiologi tentang Tawuran Antar Pelajar"
Terima kasih Anda sudah berpartisipasi dan meninggalkan komentarnya pada www.makalah-kita.blogspot.com. Kami sangat menghargai komentar anda. Silahkan kunjungi kembali http://www.makalah-kita.blogspot.com baca posting terbaru kami selanjutnya.
Hormat Saya,
yudhie